Selasa, 14 Februari 2017

[REVIEW] Heartwarming Chocolate - Prisca Primasari

Diposting oleh My Booklicious di 04.56


Judul: Heartwarming Chocolate
Penulis: Prisca Primasari
Penyunting: Dila Maretihaqsari
Ilustrasi Sampul: Nocturvis
Pemeriksa Aksara: Mia Fitri Kusuma
Penata Aksara: Nuruzzaman
Penerbit: Bentang Pustaka
Tahun Terbit: 2016
ISBN: 978-602-291-139-5

BLURB

Whattt??? Marzipan tutup? Viola shock berat begitu tahu kedai minuman cokelat favorit itu tutup untuk selamanya. Karena itu, ia dan Auden—pria yang baru saja ditemuinya dan sama-sama penggemar Marzipan—mencari tahu alasan kedai itu bubar jalan. Ternyata, Marzipan memang harus tutup karena pemiliknya akan pindah ke luar negeri.

Sebelum pergi, pemilik kedai malah memberikan tantangan kepada Viola dan Auden. Kalau pengin banget minum, kenapa tidak bikin sendiri? Shock tahap dua! Viola tidak pernah akur dengan urusan dapur, ia hanya bisa saling pandang dengan Auden.

Demi dapat merasakan lagi surga kelezatan cokelat Marzipan, Viola dan Auden jadi sering bertemu. Di tengah rasa penasaran menemukan racikan cokelat yang pas, secara perlahan Viola dan Auden mulai saling membuka diri. Sayangnya salah seorang dari mereka terlalu jauh menyelami luka terdalam yang lainnya. Hubungan yang harusnya berlanjut hangat, terpaksa tersendat.

***

Viola 'tergila-gila' pada minuman cokelat dari Marzipan. Bagi Viola, itu adalah mood booster-nya. Maka saat mengetahui Marzipan tutup, ia seperti kehilangan setengah nyawanya. Beruntung, tak hanya Viola yang sedih akibat tutupnya Marzipan. Auden, salah satu pelanggan Marzipan, juga merasakan hal yang sama. Auden, yang kebetulan mengenal Bu Elisa, mengajak Viola berkunjung ke rumah pemilik Marzipan tersebut. Tak disangka, kunjungan mereka berbuah tantangan untuk meracik minuman cokelat seperti di Marzipan.

Viola dan Auden kemudian mencoba berbagai resep dan jenis cokelat pada minuman racikan mereka. Ditambah lagi dengan bimbingan rutin seminggu sekali oleh Bu Elisa. Beliau sempat menyinggung tentang bahan pendukung. Namun, baik Viola mau pun Auden sama sekali belum menemukan bahan pendukung yang pas untuk menciptakan minuman cokelat dengan cita rasa Marzipan di dalamnya.

Viola dan Auden juga sering berdiskusi tentang racikan mereka. Hingga kemudian, perjumpaan demi perjumpaan membuat Viola dan Auden menjadi semakin dekat. Kedekatan itu membuat Auden lebih terbuka untuk menceritakan bagian-bagian dari masa lalunya. Bagian itu pula yang mengusik pikiran Viola. Karena kepeduliannya, Viola begitu ingin membantu Auden menyelesaikan masalahnya. Namun rasa sungkan dan takut masih membuatnya ragu.

Meskipun misteri bahan pendukung belum juga terpecahkan, tapi pikiran Viola sedang tak bisa fokus pada eksperimennya. Ia terlanjur memutuskan 'ikut campur' dan membantu Auden menyelesaikan masalahnya. Dan ternyata itu berujung mengerikan: Auden menghindarinya.

Saat Viola kemudian melakukan 'kesalahan' lain, apakah Auden akan memaafkannya? Dan saat masalah Auden tak kunjung selesai, akankah secangkir minuman cokelat mampu menuntaskan semuanya?

"Merindukan hangatnya dekapanmu."

***

"Kalian terlalu cepat ingin melihat hasil. Apa pun yang dikerjakan dengan tujuan sedangkal itu, tidak akan berhasil dengan manis. Kalian harus menikmati prosesnya. Menikmati eksperimen-eksperimen itu. Menikmati menghirup aroma cokelat, menikmati menuangkannya ke cangkir, merasakan kehangatan cokelat yang kalian seduh." (hal. 65)
 
Heartwarming Chocolate merupakan seri Yummylit pertama yang kubaca, dan ternyata mampu menjadi pembuka yang hangat dan manis. Ide cerita dan konfliknya terasa hidup. Adegan demi adegan antara tokoh-tokohnya membuatku merasakan berbagai macam emosi. Kadang greget, kadang tegang, dan kadang senyum sendiri.

Alur ceritanya dibuat maju. Konfliknya dimunculkan satu per satu secara perlahan. Dimulai dari keterbukaan Auden, Viola yang ikut campur masalah Auden, hingga ketegangan memuncak saat sosok Reagan muncul. Diceritakan dengan sudut pandang orang ketiga dan gaya menulis Kak Prisca yang khas, cerita Viola dan Auden ini terasa begitu mengalir, halus, tidak tersendat-sendat, tidak juga terburu-buru.

Penggambaran karakternya juga sesuai dengan konflik yang ada. Viola kadang bisa heboh dan 'keukeuh' saat menginginkan sesuatu, namun ia juga bisa menjadi sosok yang pengertian. Auden digambarkan sebagai pemuda yang tertutup dan memendam masalahnya sendiri. Bu Elisa juga menjadi penghubung yang pas dengan sifatnya yang ramah dan keibuan.

Awalnya, aku menyangka akan menemukan kisah cinta yang kental antara sepasang kekasih. Tapi, akhirnya novel ini menyadarkan bahwa cinta bukan melulu tentang hal itu. Ada banyak bentuk cinta yang lain. Cinta istri pada suaminya, orang tua pada anaknya, kakak pada adiknya. Cinta dalam sebuah hubungan keluarga. Novel ini juga memberikan efek 'ingin mencoba' meracik minuman cokelat sendiri, karena memang ada beberapa resep yang bisa dicoba.
 
"Tragedi atau bukan itu cuma masalah sudut pandang." (hal. 104)
 
Satu bagian yang kuharap dibuat berbeda adalah ketika Viola mengirim surel pada Auden. Entahlah. Aku merasa bagian itu 'terjun', tidak mengalir lebut seperti bagian yang lain.
 
".... Setiap kali membuat minuman cokelat, tujuan saya adalah meracik rasa yang magis, yang bisa membuat orang merasakan dunia yang berbeda...." (hal. 207)
 
Meskipun begitu, membaca keseluruhan novel ini tetap menyenangkan, menghangatkan.
Seperti tagline-nya, cerita Viola dan Auden ini mampu melahirkan kerinduan akan dekapan dari orang-orang tersayang.



 

My Booklicious Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea