Sabtu, 11 Februari 2017

[REVIEW] In Between - Angelique Puspadewi

Diposting oleh My Booklicious di 14.04


Judul: In Between
Penulis: Angelique Puspadewi
Desain Cover: Orkha Creative
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit: 2015
Tebal Buku: 224 halaman
ISBN: 978-602-03-1354-2

BLURB

Bagi Adelita, hanya Alvaro yang bisa membuat dunianya berwarna. Membuatnya jatuh cinta hingga tergila-gila. Tetapi karena pria itu atasannya di kantor, Adelita merasa minder. Mana mungkin Alvaro membalas perasaannya? Akhirnya Adelita malah menjodohkan Alvaro dengan sahabat baiknya, Keyla.

Tetapi ketika Alvaro jadian dengan Keyla, Adelita malah terjebak dilema. Antara bahagia menyaksikan kemesraan dua orang yang dia sayangi dan benci karena tak berdaya menanggung derita patah hati.

Namun, bagaimana jika ternyata Alvaro juga memendam perasaan yang sama terhadap Adelita?

*** 


Adelita Suryadipraja, wanita lajang berusia 27 tahun, bekerja sebagai sekretaris direksi di sebuah perusahaan multinasional yang bergerak di bidang properti dan perumahan mewah. Awalnya, ia begitu nyaman dengan pekerjaannya. Hingga akhirnya, tahun kedua ia jalani dengan tingkat stres yang cukup tinggi. Ia bahkan mulai mengonsumsi kopi dan merokok. Semua stresnya tersebut bukan berasal dari pekerjaan, melainkan dari beban batin yang terpendam. Beban dari rasa sukanya terhadap sang atasan, Alvaro Curchezh.

Dari waktu ke waktu, perasaan Adelita untuk Alvaro semakin berkembang. Bahkan semenjak perjalanan bisnis ke Bali, mereka mulai lebih terbuka untuk membicarakan masalah lain di luar pekerjaan. Kemudian hadir sosok Keyla, sahabat Adelita, melamar pekerjaan di perusahaan tersebut sebagai manajer umum proyek. Dengan kecerdasannya, akhirnya Keyla berhasil mendapatkan posisi tersebut. Sebagaimana sahabat yang telah lama berpisah, Keyla dan Adelita saling melepas rindu dan berbagi cerita. Dari sanalah, Adelita mengetahui bahwa Keyla tengah patah hati sebab hubungannya dengan Mike yang telah kandas. Di sisi lain, Alvaro juga baru ditinggalkan Virginia, tunangannya. Ia bahkan mengajak Adelita ke Bogor untuk makan sembari menenangkan pikirannya. Dan sejak itu, mereka resmi berteman.

Mengetahui dua orang yang disayanginya tengah mengalami patah hati, akhirnya Adelita menjodohkan Keyla dengan Alvaro. Ia melakukan berbagai hal untuk mendekatkan keduanya. Usaha perjodohan tersebut tidaklah mulus karena salah satu petinggi di kantornya, Edward, juga tengah mengincar Keyla. Saat akhirnya Keyla dan Alvaro bersatu, Adelita harusnya merasa bahagia. Namun ternyata, rasa cintanya pada Alvaro masih terlalu kuat dan itu membuatnya mengalami psikosomatis. Tidak hanya itu, penderitaan Adelita bertambah karena Edward ternyata menyimpan dendam padanya.

Persahabatan Adelita dan Keyla pun diuji. Belum lagi, perlakuan Alvaro membuatnya semakin bimbang. Apa yang akan terjadi pada Adelita, Alvaro, dan Keyla selanjutnya?

“Membohongi diri sendiri lebih sakit dari cinta tak terbalas.”

***
“Semua wanita bahagia bila pria mengistimewakannya. Bahagia diperlakukan sebagai si nomor satu. Tetapi pria belajar menyayangi perempuan dari ibunya. Wanita pertama yang dilihatnya ketika dia membuka mata. Jadi, wajar seandainya dia mementingkan kepentingan ibunya. Berharap dia melakukan hal yang sama pada istrinya kelak.” (hal. 56)

In Between merupakan novel Angelique Puspadewi pertama yang kubaca. Sekilas dari blurb-nya, terlihat konfliknya yaitu harus memilih antara memperjuangkan cinta atau merelakannya untuk sahabat. Konflik seperti ini terasa familier dalam kehidupan kita. Hal itu tentu menjadi sisi positif yang dapat digunakan untuk menarik minat pembaca. Apalagi di dalamnya tidak hanya berisi tentang Adelita, Alvaro, dan Keyla. Ada Edward dengan obsesinya pada Keyla yang membuat cerita ini menjadi semakin hidup.

Novel ini bercerita dengan alur maju dan menggunakan sudut pandang Adelita sebagai orang pertama. Pada bagian akhir terdapat satu bab yang yang diceritakan dengan sudut pandang Keyla sekaligus menjadi kilas balik sebelum menginjak pada akhir cerita. Penggunaan sudut pandang ini memang membantu pembaca agar mampu menyelami perasaan tokoh Adelita. Sayangnya, menurutku bagian perkenalan terasa agak berlebihan dan kurang sesuai dengan usia Adelita yang sudah 27 tahun. Namun itu hanya untuk bagian awal saja.

Penggambaran karakter tokoh-tokohnya cukup sesuai dengan konflik yang kemudian muncul. Kisah persahabatan Adelita dan Keyla terasa kental lewat interkasi antara keduanya. Namun tokoh yang menjadi favoritku bukanlah keduanya, melainkan Alvaro. Aku kurang menyukai Adelita karena terlalu banyak memikirkan sahabatnya. Menurutku, hal itu justru membuat persahabatan menjadi kurang seimbang dan kurang sehat. Sebaliknya, aku menyukai Alvaro. Ia akan berusaha membahagiakan orang yang disayanginya. Namun jika itu malah menyakiti orang lain atau menyakiti dirinya sendiri, ia akan berhenti dan berusaha mengambil jalan tengah dan jujur pada perasaannya sendiri.

Sekadar koreksi, aku menemukan typo pada bagian blurb, yaitu kata Adelia. Mungkin yang dimaksud adalah Adelita. Aku menyayangkan hal ini, karena letaknya akan terbaca jelas di bagian belakang buku. Selain itu, letak tagline-nya terasa kurang pas, sehingga tidak mudah terbaca. Untuk covernya, sangat khas Kak Angel yang menyukai warna pink.

“Terima perasaan itu sebagai anugerah. Jangan merasa berbeda. Melepaskan tidak sama dengan pengecut. Melepaskan adalah bersabar sementara terhadap ketentuan Tuhan....” (hal. 138)

Seperti pada tagline-nya, membohongi diri sendiri itu menyakitkan. Kita harus pandai menempatkan diri: kapan kita harus berkorban untuk orang lain dan kapan kita harus memperjuangkan kebahagiaan kita sendiri.
Secara keseluruhan, novel ini menyuguhkan kisah romance sehari-hari dan cocok untuk pecinta bacaan ringan.
 
“Hanya kamu yang tahu. Ikuti suara hatimu. Itulah nurani yang akan membimbingmu menemukan jawaban.” (hal. 139)
  
 

My Booklicious Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea