Jumat, 15 September 2017

[REVIEW] Orange - Windry Ramadhina

Diposting oleh My Booklicious di 16.29

Judul: Orange
Penulis: Windry Ramadhina
Editor: Christian Simamora & Ayuning
Desain Sampul: Agung Nugroho
Ilustrator Isi: Windry Ramadhina
Penerbit: Gagas Media
Tahun Terbit: 2015 (Edisi Kedua)
ISBN: 978-979-780-819-8

BLURB

'Dikuncinya pintu di belakangnya, lalu dia bersandar lemas pada pintu tersebut. Dia seperti dipaksa menyadari kenyataan. Konyol rasanya, bercinta dengan Diyan di dalam kamar yang penuh kenangan mengenai Rera.

Ah, dirinya kesal setengah mati.'

~~~

Faye ditunangkan. Tanpa dasar cinta dan murni karena alasan bisnis. Calon tunangannya, Diyan, adalah 'eligible bachelor' yang paling diinginkan di Jakarta. Lelaki yang tak bisa melepas kenangan masa lalunya dengan seorang model cantik blasteran Prancis.

Harusnya hubungan mereka hanya sebatas artifisial. Tapi, cinta, ego, dan ambisi yang rumit mendorong mereka ke situasi yang lebih emosional. Situasi yang mengharuskan mereka memilih dan melepaskan.

Pertanyaannya: apa... dan siapa?

"Bagian tersulit saat mencintaimu adalah melihatmu mencintai orang lain"

***

"Jeruk itu seperti hidup, Yan."
"Bittersweet."
-- Faye, hal. 147-148

Dua keluarga pebisnis yang ingin saling menguntungkan. Apa lagi yang akan dilakukan selain menjodohkan putra-putri mereka? Mungkin tidak ada.

Itulah yang dilakukan Keluarga Adnan dengan Keluarga Muid. Mereka sepakat menunangkan putra-putri mereka untuk kelangsungan bisnis keluarga masing-masing. Kali ini, Faye pun tak bisa menolak. Keinginannya untuk kuliah fotografi harus dibayar dengan memenuhi permintaan orang tuanya. Lalu, Diyan. Dia tidak mungkin mempertaruhkan bisnis keluarganya dengan Keluarga Muid.

Harusnya semua berjalan mudah kalau perasaan tidak lahir di dalamnya. Diyan mungkin terbiasa dengan perbincangan basa-basi dan berbagai perlakuan manis yang semuanya artifisial, tapi sayangnya, Faye justru sebaliknya. Faye merasa asing dengan hal-hal seperti itu. Maka, tak ayal lagi, perlakuan manis Diyan--meskipun tak seberapa--mampu memunculkan semburat merah di pipinya.

Faye sadar bahwa ia akan terluka kalau menaruh harapan pada hubungan yang berlandaskan bisnis belaka, tapi Faye tidak main-main. Dia akan berusaha untuk menjalani sebaik-baiknya. Diyan melihat kesungguhan itu. Dia juga merasa bahwa Faye sedang berusaha masuk ke hatinya.

Seharusnya, semua baik-baik saja. Seharusnya, semua berjalan mudah, andai Rera--mantan Diyan--tidak muncul kembali. Apalagi, ada sosok Zaki, adik Diyan yang jelas-jelas menaruh hati pada Faye.

Bagaimana kisah Faye-Diyan-Zaki-Rera ini berlanjut?

"Lucu, terkadang manusia tidak menyadari apa yang sesungguhnya mereka inginkan sebelum benar-benar kehilangan."
-- Faye, hal. 292

***

"Walau kita hanya berpura-pura, walau kau tidak mencintaiku, tidak apa-apa.
It's okay because I have my own love."
-- Faye, hal. 293

Novel Orange yang kubaca ini merupakan edisi kedua, yaitu yang terbit tahun 2015. Covernya berwarna oranye cerah dengan ilustrasi kamera dan jeruk yang menggambarkan hal kesukaan Faye, dan di dalamnya diberikan beberapa sketsa tokoh dan ilustrasi adegan. Pokoknya, fisik novel Orange edisi kedua ini sangat peluk-able.

Kalau untuk ceritanya, aku memang belum baca edisi pertama. Namun, seperti ditulis Kak Windry di prakata berjudul 'kembali', novel ini tidak hanya dicetak ulang, tapi juga mengalami revisi sehingga ceritanya lebih rapi, dan aku sebagai pembaca juga menikmati hasilnya.

Konflik utamanya seperti pada blurb yaitu seputar cinta, ego, dan ambisi. Baik Faye, Diyan, Rera, bahkan Zaki sekalipun, mereka memiliki hobby dan ambisi masing-masing. Novel ini juga mengingatkanku pada karya lain Kak Windry, Last Forever. Heroine-nya sama-sama memiliki ketakutan bahwa sebuah komitmen pernikahan akan membuat mereka tak bisa lagi hidup bersama hal-hal yang mereka sukai.

Pemilihan setting di Jakarta juga pas sebagai kota bisnis yang selalu sibuk dan dengan kehidupan metropolitan yang memerlukan pemikiran terbuka. Plotnya rapi, dari awal pengenalan tokoh, kemunculan konflik, juga klimaks dan penyelesaiannya. Ending-nya, meski terasa cepat, tapi buatku cukup memuaskan. Bahkan aku sempat dag-dig-dug, takut akhirnya mengecewakan. 😂😂

Tokoh-tokohnya juga cukup kuat dengan masing-masing karakter yang khas. Faye dengan jeruk, fotografi, dan penampilannya yang kasual. Diyan dengan penampilan khas eksekutif muda yang dingin dan hanya sering memasang senyum 'bisnis'. Zaki alumni jurusan desain yang memiliki jiwa bebas dan candu pada rokok. Rera, tentu saja selalu anggun dengan tampilan khas model. Selain itu, ada juga sosok Thea--rekan kerja Zaki--dan Reina--sekretaris Diyan--yang menurutku cukup berpengaruh. 

Keseluruhannya, novel ini dibawakan dengan gaya bercerita Kak Windry yang memang nyaman dibaca. Penggambaran setting, adegan, dan emosi tokohnya yang sangat detail sehingga mampu mengaduk perasaan. Pembaca akan menemukan hal-hal idealis sebagai sesuatu yang bisa dijadikan pertimbangan dalam urusan pernikahan, karena meskipun ini novel lama, tapi isu di dalamnya masih jadi perbincangan dan perdebatan hingga sekarang. 

Sstttt...!! Di bagian akhir novel ini juga ada side light "The Girl Behind the Lens" yang menceritakan Faye dari sudut pandang orang lain, yaitu Jo. Siapa itu Jo? Baca aja, pokoknya. 😜😜 Kurang berkesan apalagi coba?

Novel ini mungkin mulai langka, tapi memang layak diperjuangkan untuk masuk koleksi. Bagaimana dengan kalian? Sudah punya juga, kan?




 

My Booklicious Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea